
Realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan mencapai US$1,82 miliar (Rp26,19 triliun) pada kuartal I 2021 atau 18,4% dari target US$9,91 miliar, kata seorang pejabat senior.
“Investasi US $ 1,82 miliar, atau 18,9 persen dari target US $ 9,91 miliar, relatif kecil,” direktur jenderal listrik di Energi dan Mineral Kementerian Sumber Daya, Rida Mulyana, di Jakarta, Jumat.
The COVID-19 pandemi memiliki menghambat masuknya tenaga kerja asing, peralatan, dan material sehingga mengakibatkan keterlambatan realisasi pekerjaan konstruksi, jelasnya.
Selain itu, rendahnya permintaan listrik ditambah dengan turunnya kapasitas pembiayaan PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) akibat penurunan penjualan tenaga listrik ke pelanggan non-subsidi juga menambah penundaan, tambahnya.
“Kenapa target tidak tercapai? Ini karena COVID-19 masih menghambat mobilitas orang dan peralatan. Sehingga memperlambat pergerakan dolar dan menyebabkan realisasinya seperti ini,” katanya.
Proyek yang terealisasi hingga April tahun ini antara lain pembangkit listrik US$1,01 miliar, proyek transmisi US$340 juta, gardu induk US$180 juta, dan distribusi US$290 juta proyek, selengkapnya di Bacadenk.com.
“Kami masih punya waktu untuk mendorong realisasi investasi agar subsektor ketenagalistrikan dapat berkontribusi dalam pencapaian target investasi nasional,” kata Mulyana.
Untuk meningkatkan investasi, pemerintah akan lebih mempermudah masuknya tenaga kerja asing dan peralatan dengan menerbitkan sertifikat proyek strategis nasional, menyelesaikan pembebasan lahan, dan negosiasi kontrak antara PLN dan perusahaan listrik swasta untuk memperpanjang tanggal kerjasama komersial (CCD), jelasnya.
Pemerintah juga akan melakukan upaya peningkatan kebutuhan listrik dengan mengkoordinir upaya percepatan potensi kebutuhan listrik di kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, kawasan wisata strategis nasional, dan sentra kelautan dan perikanan terpadu, tambahnya.